MAKALAH PENYAKIT SIFILIS

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sifilis  merupakan  penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang menyebar cukup mengkhawatirkan di Indonesia. Penyakit  sifilis tidak bisa diabaikan, karena merupakan penyakit berat yang bila tidak terawat dapat menyerang hampir semua alat tubuh, seperti kerusakan sistem saraf, jantung, tulang, dan otak. Selain itu wanita hamil yang menderitasifilis dapat juga menularkan penyakitnya ke janin sehingga menyebabkan sifilis congenital yang bisa menyebabkan  penyakit bawaan dan kematian. Bahkan pada sifilis stadium lanjutter dapat suatu lubang (gumma) yang bisa timbul di langit-langit mulut. Maka  istilah untuk penyakit ini yaitu
“ raja singa” sangat tepat karena keganasannya.

I.2 Tujuan

 Tujuan penulisan ini untuk melengkapi tugas di stase gigi dan mulut pada kepanitraan klinik senior di RSUD Waled Cirebon. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan  dan  pemahaman tentang manifestasi klinik dari SIFILIS terhadap kesehatan gigidan mulut.
 I.3 Batasan Masalah
Sifilis merupakan  penyakit hubungan seksual (PHS) yang dapat menimbulkan komplikasi yang luas. Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum
, sangat  kronis  dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. Oleh sebab itu Makalah ini akan membahas tentang penyakit sifilis dan berbagai contoh komplikasinya. Seperti Gumma
merupakan salah satu dari kelainan pada mulut yang merupakan salah satu manifestasi dari penderita penyakit Sifilis stadium lanjut.

BAB II ISI

II.1 Definisi Sifilis

Sifilis adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum , sangat kronis dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat  menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten, dan dapat  ditularkan dari satu orang ke orang yang lain melalui hubungan  genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital (seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya selama  masa  kehamilan. Jadi Anda tidak  dapat  tertular oleh sifilis dari handuk, pegangan pintu atau tempat duduk WC.

II.2 Sinonim

Menurut  sejarahnya terdapat  banyak sinonim sifilis yang tidak lazim dipakai. Sinonim yang umum ialah lues venereal atau biasanya disebut  lues saja. Dalam istilah Indonesia di sebut raja singa.

II.3 Epidemiologi

Asal  penyakit  ini tidak  jelas. Sebelum tahun 1492 belum dikenal di Eropa. Ada yang menganggap  penyakit  ini berasal dari penduduk  indian yang di bawa  oleh anak buah Columbus waktu mereka kembali ke Spanyol  pada tahun 1492. Pada tahun 1494 terjadi epidemi di Napoli. Pad abad ke -18 baru diketahui bahwa penularan sifilis dan gonore disebabkan oleh senggama dan keduanya dianggap disebabkan oleh infeksi yang sama.Pada abad ke-15 terjadi wabah di Eropa, sesudah tahun 1860 morbilitas sifiis di Eropa menurun cepat, mungkin karena perbaikan sosio ekonomi. Selama Perang Dunia kedua insidensnya meningkat dan mencapai puncaknya  pada tahun 1946, kemudian  makin menurun. Insidens sifilis di berbagai negeri di seluruh dunia pada tahun 1996 berkisar antara 0,04-0,52%. Insidens yang  terendah di Cina, sedangkan yang  tertinggi di Amerika Selatan. Di Indonesia insidensnya 0,61%.Gejala dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan, sebelum perkembangan tes serologikal, diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut “Peniru Besar” karena sering dikira penyakit lainnya. Data yang dilansir Departemen Kesehatan menunjukkan penderita sifilis mencapai  5.000 – 10.000 kasus per tahun. Sementara di Cina, laporan menunjukkan jumlah kasus yang dilaporkan naik dari 0,2 per 100.000 jiwa pada tahun 1993 menjadi 5,7 kasus per100.000 jiwa pada tahun 2005. Di Amerika Serikat, dilaporkan sekitar 36.000 kasus sifilis tiap tahunnya, dan angka sebenarnya diperkiran lebih tinggi. Sekitar tiga per lima kasus terjadi kepada lelaki.
II.4 Etiologi
Pada tahun 1905 penyebab sifilis ditemukan oleh Schaudinn dan Hoffman ialah
Treponema pallidum  yang termasuk dlam ordo Spirochaetales, familia Spirochaetaceae, dan genus Treponema.
Bentuknya sebagai spiral teratur, panjangnya antara 6,15um, lebar 0,15um,terdiri atas delapan sampai dua puluh empat lekukan. Gerakannya  berupa rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka botol. Membiak secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap 30 jam. Pembiakan pada umumnya tidak dapat dilakukan di luar badan. Di luar badan kuman tersebut cepat mati, sedangkan dalam darah untuk transfusi dapat hidup 72 jam.
II.5 Klasifikasi
Klasifikasi menurut  WHO berdasarkan faktor epidemiologi :

Sifilis dini

Sifilis lanjut

II.6 Patogenesis

A.Stadium dini Pada sifilis yang didapat  T.pallidum

masuk ke dalam kulit melalui mikrolesi atau selaput lendir, biasanya melalui senggama. Kuman tersebut membiak, jaringan bereaksi dengan membentuk infiltrat yang terdiri atas sel-sel limfosit dan sel-sel plasma, terutama di perivaskuler, pembuluh-pembuluh darah kecil berproliferasi dikelilingi oleh
T.pallidum dan sel-sel radang. Treponema tersebut terletak diantara endotelium kapiler dan jaringan perivaskuler di sekitarnya. Kehilangan pendarahan akan menyebabkan erosi, pada pemeriksaan klinis tampak sebagai SI. Sebelum SI terlihat, kuman telah mencapi kelenjar getah bening regional secara limfogen dan membiak. Pada saat itu terjadi pula penjalaran hematogen dan menyebar ke semua jaringan di badan, tetapi manifestasinya akan tampak kemudian. Multifikasi ini diikuti oleh reaksi jaringan sebagai SII, yang terjadi 6-8 minggu sesudah SI.SI akan sembuh perlahan-lahan karena kuman di tempat tersebut jumlahnya berkurang, kemudian terbentuklah fibroblas-fibroblas dan akhirnya sembuh berupa sikatriks, SII juga mangalami regresi perlahan-lahan dan lalu menghilang.Tibalah stadium laten yang tidak disertai gejala, meskipun infeksi yang aktif masih terdapat. Sebagai contoh pada stadium ini seorang ibu dapat melahirkan bayi dengan sifillis kongenita.Kadang-kadang proses imunitas gagal mengontrol infeksi sehingga T,pallidum membiak lagi pada tempat SI dan menimbulkan lesi rekuren atau kuman tersebut menyebar melalui jaringan menyebabkan reaksi serupa dengan lesi rekuren SII, yang terakhir ini lebih sering terjadi daripada yang terdahulu. Lesi menular tersebut dapat berulang-ulang, tetapi pada umumnya tidak melebihi dua tahun. Sifilis tersebut terdapat pada penderita dengan daya tahan tubuh yang rendah.
B.Sifilis Lanjut

Stadium laten dapat berlangsung bertahun-tahun, rupanya treponema dalam keadaandorman. Meskipun demikian antibodi tetap ada dalam serum penderita.Keseimbangan antara treponema dan jaringan dapat sekonyong-konyong berubah,sebabnya belum jelas, mungkin trauma merupakan salah satu faktor presipitasi. Pada saat itu muncullah SIII berbentuk 
gumma. Meskipun pada gumma tersebut tidak dapat ditemukan T.pallidum, reaksinya hebat karena bersifat destruktif dan berlangsung bertahun-tahun. Setelah mengalami masa laten yang bervariasi gumma tersebut timbul di tempat-tempat lain.Treponema mencapai sistem kardiovaskulerdan sistem syaraf pada waktu dini, tetapikerusakan terjadi perlahan-lahan sehingga memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menimbulkan gejala klinis. Penderita dengan gumma biasanya tidak mendapat gangguan syaraf dan kardiovaskuler, demikian pula sebaiknya. Kira-kira 2/3 kasus dengan stadium laten tidak memberi gejala.

II.7.1 Sifilis Akuisita (Didapat)

A. Sifilis Dini 1.Sifilis Primer (SI)Masa tunas biasanya dua sampai empat minggu (2-4 minggu).
T.pallidum masuk ke dalam selaput lendir atau  kulit yang telah mengalami lesi/mikrolesisecara langsung, biasanya melalui senggama. Treponema tersebut  akan berkembang biak kemudian terjadi penyebaran secara limfogen dan hematogen.Kelainan kulit di mulai sebagai papul lentikuler yang permukaannya segeramenjadi erosi, umumnya kemudian menjadi ulkus. Ulkus tersebut biasanyabulat, soliter, dasarnya ialah jaringan granulasi berwarna merah dan bersih ,diatasnya hanya tampak serum. Dindingnya tak bergaung, kulit di sekitarnya tidak menunjukkan tanda-tanda radang akut. Yang  khas ialah ulkus tersebut indolen dan teraba indurasi karena itu disebut ulkus durum. Kelainan tersebut dinamakan afek primer dan umumnya berlokasi pada genitalia eksterna. Pada pria tempat yang sering dikenai ialah sulkus koronius, sedangkan pada wanita di labia minor dan mayor. Selain juga dapat di ekstragenital, misalnya di lidah,tonsil, dan anus.Afek primer tersebut sembuh sendiri antara tiga sampai sepuluh minggu. Seminggu setelah afek primer, biasanya terdapat  pembesaran  kelenjar getah bening regional di inguinalis medialis. Keseluruhannya disebut kompleks primer. Kelenjar tersebut soliter, indolen tidak lunak, besarnya biasanya lentikuler, tidak supuratif. Kulit diatasnya tidak menandakan tanda-tandaradang akut. Istilah sifilis d’emblee dipakai, jika tidak terdapat efek primer. Kuman masuk ke jaringan yang lebih dalam, misalnya pada transffusi darah atau suntikan.


gambar.1. Ulkus durum pada lidah gambar. 2. Ulkus durum sulcus coronarius
2. Sifilis sekunder (SII)Biasanya SII timbul setelah 6-8 minggu sejak SI dan sejumlah 1/3 kasus masih disertai SI. Lama SII dapat sampai sembilan bulan. Berbeda dengan SI yang tanpa disertai gejala konstitusi, pada SII dapat disertai  gejala tersebut yang terjadi sebelum atau selama SII. Gejalanya umumnya  tidak berat, berupa anoreksia, turunnya berat badan, malese, nyeri kepala, demam yang tidak tinggi, dan atralgia. Kelainan kulit dapat menyerupai berbagai penyakit kulit sehingga disebut thegreat imitator. Selain pada kulit SII juga dapat menyebabkan kelainan pada mukosa, kelenjar getah bening, mata , hepar, tulang, dan syaraf. Kelainan kulit yang membasah (eksudatif) pada  SII  sangat  menular, kelainan yang kering kurang menular. Kondiloma lata dan plaque muqueuses ialah bentuk yang sangat menular.Gejala yang penting untuk membedakan dengan  penyakit kulit yang lain ialah Kelainan kulit pada SII umumnya tidak gatal, sering disertai limfadenitis generalisata, pada SII dini kelainan kulit juga terjadi pada telapak tangan dan kaki.Antara SII dini dan SII lanjut terdapat  perbedaan. Pada SII dini kelainan kulit generalisata, simetrik, dan lebih cepat hilang (beberapa hari hinggga beberapa minggu ). Pada SII lanjut tidak generali satu lagi, melainkan setempat-setempat, tidak  simetris dan lebih lama bertahan (beberapa minggu hingga beberapa bulan).

II.8 Pemeriksaan untuk Diagnosa

      1. Pemeriksaan Treponema pallidum

•Pemeriksaan - mikroskop lapangan gelap melihat pergerakkan Treponema
 •Pewarnaan Burri (tinta hitam) tidak adanya  pergerakan Treponema T. pallidum telah mati kuman berwarna jernih dikelilingi oleh lapangan yang berwarna hitam.2. Serologi Tes sifilis (STS)
•STS penting untuk diagnosis dan pengamatan hasil pengobatan.Prinsip pemeriksaan STS mendeteksi bermacam antibodi yang berlainan akibat infeksi T. pallidum Klasifikasi STS
•Tes Non Treponema : kardiolipin, lesitin dankolesterol
•Tes Treponema : Treponema pallidum hidup / mati / fraksi Treponema pallidum
 •Ketepatan hasil STS dinilai berdasarkan :
–        Sensitivitas : % individu yang terinfeksi yang memberi hasil positif 
–        Spesifivitas : % individu yang tidak infeksi yang memberikan hasil negatif

 Tes Non Treponema

• Hasil STS non Treponema menjadi negatif (-) dalam 3 – 8 bln setelah pengobatan adekuat.
• Penilaian -`kualitatif & kuantitatif 
• Hasilnya menjadi positif (+) dalam 2 minggu I setelah ulkus durum positif (+)Titer pada berbagai stadium :
• S I : Negatif / positif rendah sampai tinggi
• S II : Positif tinggi
• S III : Positif tinggi
• S kardiovaskular : Dapat non reaktif 
• Neurosifilis : Dapat non reaktif  Pengaruh  pengobatan terhadap kuantitas STS antara lain :S I : Bila Therapi sudah mulai  pd saat hasil STS non reaktif,

tetap non reaktif : Bila Therapi mulai pd saat hasil STS reaktif 

non reaktif  setelah 1½ tahunS II : Hasil STS akan (-) dalam waktu 2 tahun Laten dini : Hasil STS akan (-) dalam waktu 2 tahun

Laten lanjut : 20
 –  30 % kasus akan (-) dalam 5 tahun Sifilis lanjut : < 20
 –  30 % kasus akan (-) dalam 5 tahun False negative: Bs (+)
 – 1
 –  2 % S II, disebut Prozone reaction False positive : (+) akibat salah teknik, ps penyakit Treponema lain Tes Treponema Tes Treponema digolong 4 kelompok, yaitu :1. Tes Imobilisasi
• Treponema Pallidum Immobilization
(TPI)Tes Treponema yang  paling spesifik 
• Hasil  positif pada Treponematosis
• Kekurangannya
–        Rx lambat, baru (+) pd akhir stadium I,
–        Tidak dapat digunakan untuk menilai hasil pengobatan,
–        Teknik sulit dan
 –    Biayanya mahal2. Tes imuno fluoresensi
a. Fluorecent Treponemal Antibody Absorption Test 
(FTA-Abs)
• Tes ini paling sensitif (90 %), bisa untuk mendeteksi Ig G
• False (+) pada :
Keganasan  Anemia hemolitik Lupus eritematosus Sirosis hepatik 
 Rheumatoid arthritis Kehamilan SklerodermaInfeksi virus, vaksinia  Drug induced LE  Orang normal

II.9 Pengobatan

Obat pilihan untuk Therapi sifilis adalah Penisilin
• Tidak dianjurkan pemberian penisilin oral
• Prinsip Therapi sifilis adalah kadar obat harus dapat bertahan dalam serum selama 10
 – 14 hari u sifilis dini & lanjut, 21 hari untuk neurosifilis dan sifilis kardiovaskular.
• Kadar penisilin yg diperlukan cukup 0,03 unit/ml selama 10 – 14 hari
• Cara & dosis pemberian penisilin dalam kepustakaan masih berbeda. Dosis total yang dianjurkan :
• S I : 4,8 juta unit
• S II : 6 juta unit
• S III : 9 juta unit Dosis yang dianjurkan oleh WHO (1982 yaitu : Stadium dini (menular) : dosis total 30 gram/15 hari Stadium lanjut (tidak menular) : dosis total 60 gram/30 hari
Sebelum Therapi diberikan, harus pemeriksaan STS
Pemeriksaan STS ini diulang kembali setelah Therapi selesai
Pemeriksaan STS pasca Therapi dilakukan secara cermat 1, 3, 6, & 12 bulan sampai 2tahun setelah Therapi selesai
Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai hasil Therapi & kemungkinan adanya Therapi tidak adekuat atau adanya relaps penyakit.

BAB III PENUTUP 

A.KESIMPULAN

Sifilis adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum
, sangat kronis dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. Contohnya Gumma , gigi hutchinson dan snuffle nose merupakan salah satu dari manifestasi kelainan pada gigi dan mulut yang disebabkan oleh penyakit sifilis. T.pallidum penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang  yang lain melalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital (seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada  bayinya selama masa kehamilan. Jadi Anda tidak dapat tertular oleh sifilis dari handuk, pegangan pintu atau tempat duduk WC.
Comments
0 Comments

No comments: